Materi Pembahasan
1. Pendahuluan
Dalam mempelajari bahasa Arab kita akan dikenalkan dengan dua cabang ilmu utama, yaitu Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Apa peranan masing-masing ilmu tersebut?
A. Ilmu Nahwu
Ilmu Nahwu memiliki peranan penting dalam mempelajari struktur kalimat bahasa Arab karena dengan ilmu ini kita bisa mengetahui kata manakah yang berposisi sebagai pelaku/subjek, predikat, objek, keterangan, dan posisi lainnya.
Dengan ilmu Nahwu ini pula kita akan mengetahui ciri khas kalimat bahasa Arab yang berbeda dari bahasa lainnya, yaitu suatu kata dalam bahasa Arab dapat mengalami perubahan harakat akhir ketika berada dalam kalimat karena menyesuaikan posisinya.
Misalnya, kata زَيْد apabila berposisi sebagai pelaku/fa`il akan dibaca زَيْدٌ, tetapi ketika berposisi sebagai objek akan dibaca زَيْدًا.
Zaid telah datang
Aku telah melihat Zaid
B. Ilmu Sharaf
Ilmu Sharaf memiliki peranan penting dalam mempelajari kata bahasa Arab karena dengan ilmu ini kita bisa mengetahui kata dasar dan kata turunannya.
Dengan ilmu Sharaf ini pula kita akan mengetahui ciri khas kata kerja bahasa Arab yang berbeda dari bahasa lainnya, yaitu suatu kata kerja dalam bahasa Arab dapat mengalami penambahan huruf dengan mengikuti pola khusus (wazan) untuk menghasilkan makna baru.
Misalnya, kata نَزَلَ adalah kata kerja yang artinya “telah turun” apabila ditambahkan huruf hamzah diawal menjadi أَنْزَلَ maka artinya menjadi “telah menurunkan”.
Hujan (telah) turun dari langit
Allah telah menurunkan hujan dari langit
2. Pengertian Ilmu Sharaf
Definisi Ilmu Sharaf
Ketahuilah, bahwa tashrif menurut bahasa (etimologi) berarti perubahan, sedang menurut istilah adalah perubahan bentuk asal kepada bentuk-bentuk lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan adanya perubahan.
● Ilmu Sharaf memiliki nama lain, yaitu Ilmu Tashrif.
● Ilmu Sharaf mempelajari perubahan kata untuk menghasilkan makna tertentu.
Contoh:
ضَرَبَ (Dia (lk) telah memukul)
يَضْرِبُ (Dia (lk) sedang/akan memukul)
ضَرْبٌ (Pukulan)
● Terkadang perubahan kata tersebut bukan untuk menghasilkan makna tertentu, tetapi untuk memudahkan pelafalan.
Contoh:
Fi`il مَدَدَ berubah menjadi مَدَّ , tanpa ada perubahan makna (untuk makna kata tersebut silakan lihat kamus).
● Dari sisi harakat, ilmu Nahwu hanya membahas cara membaca harakat akhir suatu kata, sedangkan ilmu Sharaf membahas sisa harakat kata tersebut.
Contoh:
لَمَّا يَرْجِعْ حَامِدٌ (Hamid belum kembali)
*Penentuan harakat yang berwarna merah pada dua kata di atas dibahas dalam ilmu Sharaf.
● Objek kajian ilmu Sharaf hanya pada isim Mu`rab dan Fi`il Mutasharrif.
● Huruf Ma`ani ( حَرْفٌ مَعَانِيّ ), Fi`il Jamid ( فِعْلٌ جَامِد ), dan Isim Mabni ( اِسْمٌ مَبْنِيّ ) tidak dibahas dalam ilmu Sharaf, melainkan dalam ilmu Nahwu.
3. Pengenalan Istilah-istilah Umum
Wazan dan Mauzun
Wazan secara bahasa bermakna timbangan. Sedangkan yang dimaksud dalam ilmu sharaf, wazan adalah timbangan lafazh untuk menimbang setiap perubahan kata. Timbangan yang digunakan oleh ulama dalam menimbang sebuah lafazh adalah kata فعل .
Perhatikan bagan berikut :
Dari bagan di atas, bisa dilihat huruf kaf berhadapan dengan huruf fa, maka huruf kaf disebut dengan fa fi`il, huruf ta berhadapan dengan huruf `ain, maka huruf ta disebut `ain fi`
il, huruf ba berhadapan dengan lam, makahuruf ba disebut dengan lam fi`il. Lafazh كتب disebut mauzun (yang ditimbang), sedangkan فعل disebut wazan.
– Untuk penjelasan lebih rinci rekan-rekan bisa menyimak rekaman kelas Pertemuan ke-1.
– Untuk menguatkan pemahaman materi ini rekan-rekan bisa mencoba mengerjakan Kuis Pengayaan.
– Kami mengajak rekan-rekan untuk meluangkan waktu setiap hari antara 5-10 menit untuk berinteraksi dengan bahasa Arab. Oleh karena itu kami menyediakan Kuis Harian Aplikatif yang dapat diakses di Ruang Kuis Grup Telegram kami.
– Jika ada pertanyaan apapun seputar bahasa Arab atau masih ada yang belum dipahami silakan bertanya di grup kelas.